11 Maret 2024

TANJUNG ENIM SUMATRA SELATAN

 Tanjung Enim adalah salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Indonesia1. Di kelurahan ini terdapat kantor pusat perusahaan pertambangan batu bara, yaitu PT. Bukit Asam1. Tanjung Enim merupakan penghasil batu bara sejak zaman kolonial Belanda1. Hingga saat ini, batu bara tetap menjadi komoditas utama yang diproduksi di wilayah Tanjung Enim1.

Sejarah pertambangan batu bara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial Belanda pada tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya1. Pada tahun 1923, pertambangan tersebut beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 19381. Saat ini pertambangan batu bara di Tanjung Enim di kelola oleh PT Bukit Asam (Persero) Tbk yang merupakan Badan Usaha Milik Negara1.

Tanjung Enim juga memiliki keanekaragaman fauna dan flora. Fauna khas di Tanjung Enim adalah burung siberian biru yang bisa di temukan di Tambang Banko, labi-labi di Sungai Enim, ikan aji-aji, ikan seribu di selokan-selokan warga, dan ikan tapa. Sedangkan flora khas Tanjung Enim adalah duku, bunga zenia, keladi putih, dan tumbuhan Kriminil1.

Penduduk Asli Tanjung Enim adalah Orang Desa Lingga dan Dusun Tanjung Enim. Penduduk Desa Lingga leluhurnya bernama Puyang Rie Genti sedangkan Dusun Tanjung Enim leluhurnya bernama Prabu Nata yang merupakan Puyang dari Ulu Tuban1.

Berikut adalah cara untuk menuju ke Tanjung Enim dari Jakarta dengan menggunakan mobil:

  1. Mulai perjalanan Anda dari Jakarta.
  2. Ikuti rute 1 dan 3 untuk menuju ke Tanjung Enim.
  3. Jarak tempuh adalah sekitar 681.339 kilometer.
  4. Durasi perjalanan diperkirakan sekitar 10 jam 47 menit, tergantung pada kondisi lalu lintas1.

Mohon pastikan untuk selalu memeriksa kondisi lalu lintas dan cuaca sebelum berangkat, dan selalu patuhi peraturan lalu lintas. Selamat berpergian! 😊

4 Desember 2023

Mandau
































 

Mandau adalah senjata tradisional yang berasal dari kebudayaan Dayak di Kalimantan. Ini adalah senjata tajam yang sering digambarkan sebagai pedang dan memiliki ciri khas berupa ukiran-ukiran pada bilahnya yang tidak tajam. Mandau juga dikenal dengan nama Parang Ilang atau Malat dan telah digunakan oleh suku Dayak sejak abad 17 - 181.

Senjata ini memiliki bentuk yang melebar di bagian atas serta pangkal yang tebal dengan sisi cekung cembung pada bilah, sehingga efektif digunakan untuk menerobos hutan belantara dan tahan terhadap hantaman perisai saat pertempuran. Bilah mandau yang digunakan kaum Dayak saat berperang terbuat dari besi khusus dan seringkali dilengkapi dengan ritual khusus dan puasa tergantung pada masing-masing rumpun1.

Hulu mandau bisa terbuat dari kayu tertentu, gading, tulang, tanduk, dan logam. Anyaman dan sampul mandau memiliki simbol dan bilangan khusus yang dilengkapi jimat. Mandau adalah simbol pengeras jiwa dan dibuat menyesuaikan karakter pemiliknya dengan hajat dan sumpah agar melindungi pemilik dalam kepercayaan masyarakat Dayak1. Hampir di seluruh bagian mandau memiliki ukiran unik dan sering juga dijumpai tambahan tatahan di bilahnya yang ditutup dengan kuningan, perak, tembaga, atau emas1.


Proses pembuatan mandau, senjata tradisional suku Dayak, melibatkan beberapa langkah yang cukup rumit dan membutuhkan keahlian khusus. Berikut adalah ringkasan proses pembuatannya berdasarkan informasi yang saya temukan:

  1. Pemanasan Lempeng Besi: Proses dimulai dengan memanaskan lempeng besi yang tebal di bara api. Ini dilakukan untuk memudahkan pembentukan lempeng besi menjadi bentuk mandau1.

  2. Pembentukan Mandau: Setelah lempeng besi memerah karena panas, pengrajin mulai memukulnya untuk membentuk mandau. Proses ini memerlukan ketelitian untuk memastikan bahwa mandau lurus dan memiliki bentuk yang diinginkan1.

  3. Pengasahan: Setelah bentuk mandau terbentuk, langkah selanjutnya adalah mengasahnya agar mata pisau terlihat tajam dan siap digunakan1.

  4. Pembuatan Sarung: Sarung mandau dibuat dari kayu pelaek yang diambil dari hutan. Kayu ini dibagi menjadi dua dan diukur agar mata pisau mandau bisa masuk dengan sempurna1.

  5. Pembuatan Gagang: Gagang mandau biasanya terbuat dari tanduk rusa atau tulang dan dihiasi dengan ukiran yang rumit, yang menunjukkan status sosial pemiliknya1.

  6. Penyelesaian: Setelah sarung selesai, dibuat simpai (ikatan) dan dicat dengan warna merah dan hitam untuk memberikan tampilan yang khas1.

Proses pembuatan mandau dari awal hingga selesai biasanya membutuhkan waktu sekitar 3 hari. Setiap mandau dibuat dengan cermat dan detail, seringkali dilengkapi dengan simbol-simbol khusus yang mencerminkan budaya dan tradisi suku Dayak1.


Merawat mandau dengan baik sangat penting untuk menjaga keindahan dan keawetannya. Berikut adalah beberapa cara untuk merawat mandau:

  1. Bersihkan Bilah Mandau: Gunakan kain lembut dan minyak untuk membersihkan bilah mandau secara teratur. Ini akan membantu mencegah karat dan menjaga kilau bilah1.

  2. Simpan di Tempat Kering: Pastikan mandau disimpan di tempat yang kering untuk menghindari kelembapan yang bisa menyebabkan karat1.

  3. Gunakan Minyak Pelindung: Oleskan minyak pelindung pada bilah mandau untuk melindungi dari karat dan korosi1.

  4. Periksa Gagang dan Sarung: Secara berkala, periksa gagang dan sarung mandau untuk memastikan tidak ada kerusakan atau retak2.

  5. Hindari Kontak dengan Bahan Kimia: Jauhkan mandau dari bahan kimia yang keras yang dapat merusak logam dan hiasan pada mandau2.

  6. Gunakan untuk Tujuan yang Tepat: Mandau adalah senjata tradisional yang juga merupakan karya seni. Gunakan hanya untuk tujuan yang sesuai dan hindari penggunaan yang bisa merusaknya2.

  7. Perawatan Berkala: Lakukan perawatan berkala dengan membawa mandau ke pengrajin atau ahli yang mengerti cara merawat senjata tradisional ini2.

Dengan perawatan yang tepat, mandau tidak hanya akan bertahan lama tetapi juga akan terus memiliki nilai historis dan estetika yang tinggi. Anda juga bisa menonton video tutorial tentang cara merawat mandau untuk informasi lebih lanjut213.


Untuk membuat sarung mandau yang baik, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini:

  1. Pilih Kayu yang Tepat: Pilih kayu pelaek atau jenis kayu lain yang kuat dan tahan lama untuk membuat sarung mandau. Kayu ini harus dipotong sesuai dengan ukuran bilah mandau1.

  2. Bentuk Sarung: Bagian dalam sarung harus dibentuk seperti mata mandau, dan bagian luarnya harus dibentuk sesuai dengan ukuran mandau. Proses ini membutuhkan ketelitian dan keahlian dalam mengukir kayu2.

  3. Tambahkan Hiasan: Sarung mandau biasanya dihiasi dengan anyaman rotan sebagai penguat dan gelang tulang di bagian atasnya. Anda juga bisa menambahkan bulu baliang, manik-manik, dan jimat sebagai hiasan1.

  4. Pasang Pelepah Ukor: Pelepah ukor, yang merupakan sejenis tumbuhan pala, dilipat dan dipasang di sarung mandau sebagai hiasan tambahan2.

  5. Finishing: Setelah sarung selesai dibuat, lakukan proses finishing dengan melapisi kayu dengan lapisan pelindung untuk menjaga dari kerusakan dan memperindah tampilan sarung1.

  6. Periksa Kualitas: Pastikan sarung mandau yang telah dibuat memiliki kualitas yang baik dan kuat untuk menahan bilah mandau. Lakukan pengecekan dan perbaikan jika diperlukan1.

Anda juga bisa menonton video tutorial tentang cara membuat sarung mandau untuk mendapatkan panduan visual yang lebih jelas. Ada beberapa video yang menunjukkan proses pembuatan sarung mandau, seperti yang bisa Anda lihat di sini3 atau di sini4.

Untuk membuat sarung mandau yang baik, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini:

  1. Pilih Kayu yang Tepat: Pilih kayu pelaek atau jenis kayu lain yang kuat dan tahan lama untuk membuat sarung mandau. Kayu ini harus dipotong sesuai dengan ukuran bilah mandau1.

  2. Bentuk Sarung: Bagian dalam sarung harus dibentuk seperti mata mandau, dan bagian luarnya harus dibentuk sesuai dengan ukuran mandau. Proses ini membutuhkan ketelitian dan keahlian dalam mengukir kayu2.

  3. Tambahkan Hiasan: Sarung mandau biasanya dihiasi dengan anyaman rotan sebagai penguat dan gelang tulang di bagian atasnya. Anda juga bisa menambahkan bulu baliang, manik-manik, dan jimat sebagai hiasan1.

  4. Pasang Pelepah Ukor: Pelepah ukor, yang merupakan sejenis tumbuhan pala, dilipat dan dipasang di sarung mandau sebagai hiasan tambahan2.

  5. Finishing: Setelah sarung selesai dibuat, lakukan proses finishing dengan melapisi kayu dengan lapisan pelindung untuk menjaga dari kerusakan dan memperindah tampilan sarung1.

  6. Periksa Kualitas: Pastikan sarung mandau yang telah dibuat memiliki kualitas yang baik dan kuat untuk menahan bilah mandau. Lakukan pengecekan dan perbaikan jika diperlukan1.

Anda juga bisa menonton video tutorial tentang cara membuat sarung mandau untuk mendapatkan panduan visual yang lebih jelas. Ada beberapa video yang menunjukkan proses pembuatan sarung mandau, seperti yang bisa Anda lihat di sini3 atau di sini4.


17 Oktober 2023

CARA KOMUNIKASI YANG BAIK ORANG TUA TERHADAP ANAK





Berikut adalah beberapa tips untuk berkomunikasi dengan baik antara orang tua dan anak:

15 Oktober 2023

Negara Nonblok






 

Negara Nonblok adalah negara yang tidak memihak pada blok tertentu dan tidak terikat pada satu negara atau kelompok negara tertentu dalam hal hubungan internasional1. Gerakan Non-Blok (GNB) adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari 120 negara yang menganggap diri mereka tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun23.

Gerakan ini bermula pada 1950-an sebagai upaya beberapa negara untuk menghindari terpolarisasi dunia Perang Dingin2. Berdasarkan prinsip yang disepakati pada Konferensi Bandung 1955, GNB didirikan pada 1961 di Beograd, SR, Serbia, Yugoslavia2. Hal ini terjadi melalui inisiatif Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Ghana Kwame Nkrumah, Presiden Soekarno, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito2.

Tujuan dari organisasi ini adalah untuk menjamin kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari negara-negara nonblok dalam perjuangan mereka menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik3.


Apa saja prinsip-prinsip Gerakan Non-Blok?

Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip Gerakan Non-Blok:

  1. Menghormati Hak Asasi Manusia dalam Piagam PBB: Gerakan Non Blok berupaya untuk selalu menghormati Hak Asasi Manusia dalam menjalankan tugasnya1.
  2. Menghormati Kedaulatan dan Kesatuan Wilayah Setiap Negara: Setiap negara anggota harus menghormati kedaulatan dan kesatuan wilayah dari setiap negara1.
  3. Mengakui Persamaan Semua Suku Bangsa: Mengakui persamaan dan kesetaraan diantara semua suku bangsa dan setiap negara, baik yang merupakan negara besar atau negara kecil1.
  4. Menghormati Hak Tiap Bangsa untuk Mempertahankan Diri: Menghormati hak dari setiap bangsa dan negara untuk mempertahankan dirinya, baik secara sendirian ataupun bersekutu dengan negara lain selama masih bersesuaian dengan isi Piagam PBB1.
  5. Tidak Melakukan Campur Tangan dalam Persoalan dalam Negeri dari Negara Lain1.
  6. Tidak Melakukan Agresi1.
  7. Mengutamakan Kepentingan Bersama dan Kerjasama1.
  8. Menghormati Setiap Hukum dan Kewajiban Internasional1.
  9. Menyelesaikan Setiap Perselisihan Internasional dengan Damai1.
  10. Tidak Memakai Peraturan dari Pertahanan Kolektif untuk Bertindak Terhadap Kepentingan Khusus1.

Semoga informasi ini membantu! 😊


Apa saja negara anggota Gerakan Non-Blok?